Stagnasi Pembangunan di TTS dan Respons Tegas Sekda Seperius Edison Sipa

Sekretaris Daerah TTS/ Drs. Seperius Edison Sipa., M.Si
SoE, kltvnews.com – Hingga pertengahan Juni 2025, pembangunan di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) masih menemui jalan buntu. Proses lelang berbagai paket proyek, baik fisik maupun non-fisik, berjalan sangat lamban. Akibatnya, geliat pembangunan yang dinanti-nantikan masyarakat pun tertahan, menyisakan kekhawatiran dan tanda tanya besar di tengah publik.kondisi ini akhirnya mendapat perhatian langsung dari Sekretaris Daerah (Sekda) TTS, Drs. Seperius E. Sipa, M.Si. Dalam tanggapannya yang dikirim melalui pesan WhatsApp pada Kamis, 20 Juni 2025, Sekda Sipa menyampaikan bahwa pihaknya akan segera mengambil langkah koordinatif.
“Kami segera koordinasikan dengan Pimpinan OPD agar segera tindak lanjuti,” tegasnya singkat namun penuh makna.
Sekda Sipa juga mengakui bahwa keterlambatan lelang proyek di daerahnya tidak bisa dilepaskan dari dinamika anggaran nasional. Ia menyebut bahwa adanya efisiensi anggaran besar-besaran dari pemerintah pusat turut berdampak pada keterlambatan proses tender di daerah.
“Ini juga dampak efisiensi anggaran,” ucapnya singkat.
Namun, bukan hanya soal anggaran. Di balik layar, sumber dari media lokal kltvnews.com mengungkap hal yang lebih mengkhawatirkan. Lambatnya proses lelang diduga bukan hanya karena kendala administratif atau teknis, melainkan juga karena adanya dugaan intervensi dari oknum-oknum tertentu yang ingin “mengamankan” proyek-proyek tertentu.
“Bagaimana mau lelang kalau paket proyek sudah didata dan diarahkan untuk dikelola oleh oknum-oknum tertentu. Kondisi ini yang membuat pihak OPD merasa takut untuk melakukan proses lelang,” ujar sumber yang enggan namanya dipublikasikan.
Dugaan intervensi ini dinilai telah mematikan semangat kerja dan rasa percaya diri pejabat teknis di OPD. Banyak dari mereka memilih bersikap pasif, khawatir jika keputusan yang diambil bisa berbuntut masalah hukum atau tekanan politik di kemudian hari.
Sementara itu, masyarakat terus menunggu kepastian. Jalan-jalan rusak, gedung-gedung sekolah yang belum selesai dibangun, hingga proyek air bersih yang belum menyentuh daerah terpencil menjadi bukti nyata bahwa stagnasi pembangunan telah berdampak langsung pada kualitas hidup warga.
Kini, semua mata tertuju pada Sekda Seperius Sipa. Langkah cepat dan tegas sangat dinantikan untuk memutus mata rantai masalah yang menghambat pembangunan. Apakah koordinasi yang dijanjikan akan mampu membalikkan keadaan? Ataukah drama stagnasi ini akan terus berlanjut hingga menahun? Yang jelas, masyarakat TTS butuh aksi nyata, bukan sekadar janji dan wacana. (polce/kltvnews.com)